Cara Membuat Pantun: Panduan Lengkap untuk Pemula

Pantun adalah salah satu bentuk puisi lama yang menjadi warisan budaya Indonesia. Selain digunakan untuk hiburan, pantun juga menjadi media pendidikan, penyampaian pesan moral, hingga media komunikasi antarindividu. Tak heran jika pantun sering muncul dalam pidato, pernikahan, pelatihan public speaking, hingga lomba sastra.

Namun, masih banyak yang merasa kesulitan ketika diminta membuat pantun. “Katanya mudah, tapi kok bisa bingung nyusun katanya?” Artikel ini akan membimbing kamu langkah demi langkah untuk bisa membuat pantun sendiri, bahkan jika kamu belum pernah mencobanya sama sekali.

Apa Itu Pantun?

Pantun adalah puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu bait. Dua baris pertama disebut sampiran, dan dua baris terakhir disebut isi. Ciri khas pantun adalah rima a-b-a-b, serta jumlah suku kata dalam setiap baris biasanya berkisar antara 8–12 suku kata.

Contoh pantun sederhana:

Jalan-jalan ke kota lama
Membeli kain batik dua
Kalau ingin hidup bahagia
Jangan lupa jaga agama

Dua baris pertama (“jalan-jalan ke kota lama…”) merupakan sampiran, yang berfungsi untuk menciptakan rima dan suasana. Dua baris terakhir menyampaikan pesan atau makna, yaitu isi.


Langkah-Langkah Membuat Pantun

1. Tentukan Tujuan dan Tema

Sebelum mulai menulis, tanyakan pada diri sendiri: pantun ini mau digunakan untuk apa? Apakah untuk humor, nasihat, cinta, pendidikan, atau sindiran halus?

Contoh tema:

  • Cinta dan kasih sayang
  • Pendidikan dan nasihat
  • Persahabatan
  • Motivasi hidup
  • Lingkungan
  • Humor

Setelah tahu temanya, kamu akan lebih mudah memilih kata-kata yang tepat.


2. Tentukan Isi Pantun Terlebih Dahulu

Kesalahan umum dalam membuat pantun adalah memulai dari sampiran. Padahal sebaiknya, buatlah isi pantun dulu, karena bagian ini yang memuat pesan utama. Setelah itu, baru buat sampirannya yang mengikuti bunyi akhir dari isi.

Contoh:

Isi:

Kalau ingin jadi orang sukses
Jangan lelah untuk belajar

Baris ini punya akhiran bunyi -es dan -ar, maka kamu bisa mencari sampiran yang cocok secara rima.

Sampiran:

dari pagi ibu beberes
keadaan rumah jadilah segar


3. Perhatikan Pola Rima (a-b-a-b)

Penting untuk menjaga agar pantun memiliki pola rima a-b-a-b. Artinya, baris pertama dan ketiga memiliki bunyi akhir yang sama, begitu juga baris kedua dan keempat.

Contoh:

Mentari pagi menyapa ceria (a)
Anak kecil menari di halaman (b)
Bahagia hadir bila hati terbuka (a)
Jangan biarkan hidup dalam tekanan (b)


4. Perhatikan Jumlah Suku Kata

Meskipun tidak terlalu kaku, idealnya setiap baris pantun memiliki 8–12 suku kata. Ini membuat pantun terasa enak dibaca dan didengar.

Latihan sederhana: Coba baca keras-keras pantunmu. Kalau terasa “terbata” atau terlalu panjang, mungkin kamu perlu menyederhanakan atau menyesuaikan jumlah suku katanya.


5. Gunakan Imajinasi dan Kosakata yang Kaya

Pantun akan terdengar lebih indah dan bermakna jika kamu menggunakan bahasa yang imajinatif. Gunakan majas seperti personifikasi, metafora, atau perbandingan untuk memperkaya isi.

Contoh:

Burung camar terbang tinggi
Langit senja berwarna merah
Jangan menyerah mengejar mimpi
Kejar tujuan dengan tabah

Di sini, gambaran “langit senja” menambah keindahan tanpa mengurangi makna isi pantun.


6. Pastikan Sampiran Tidak Berkaitan Langsung dengan Isi

Sampiran dan isi pantun tidak boleh langsung berkaitan secara makna, walaupun terdengar nyambung secara rima.

Contoh yang kurang tepat:

Ibu memasak ayam goreng
Ayam goreng dimakan ayah
Aku sedih ayam digoreng
Karena si ayam asalnya gagah

Sampiran terlalu berkaitan dengan isi (tentang ayam goreng yang gagah). Seharusnya, sampiran lebih netral dan tak langsung mengarah ke pesan isi.

Contoh yang tepat:

Burung kutilang hinggap di dahan
Embun pagi membasahi tanah
Aku menangis sedih tak tertahan
Karena engkau sudah berpaling arah


Tips Tambahan

  • Latihan menulis tiap hari: Semakin sering berlatih, semakin mudah menemukan rima dan ide.
  • Gunakan kamus rima online: Jika kesulitan menemukan kata berima, kamu bisa mencari bantuan di situs atau aplikasi kamus rima.
  • Baca pantun orang lain: Ini bisa jadi inspirasi sekaligus memperkaya gaya penulisan kamu.

Contoh Pantun Berdasarkan Tema

Pantun Motivasi:

Mentari terbit dari timur
Sinarnya hangat di pagi hari
Jangan takut gagal dan mundur
Sukses datang kalau terus berlari

Pantun Pendidikan:

Naik sepeda di pagi buta
Lewat jalan yang agak curam
Ilmu itu cahaya utama
Belajar rajin, masa depan digenggam

Pantun Lucu:

Ikan hiu makan tomat
Eh si kucing malah ikut-ikut
Kalau kamu lagi penat
Coba lihat cermin, ya semunguuut 😆


Penutup

Membuat pantun sebenarnya tidak sulit jika kamu memahami struktur dan tujuannya. Mulailah dari isi, kemudian buat sampiran yang sesuai dengan rima. Gunakan bahasa yang sederhana tapi kaya imajinasi, dan terus berlatih.

Pantun bukan hanya sekadar permainan kata, tapi juga seni dalam menyampaikan pesan dengan cara yang menyenangkan. Siapa pun bisa membuat pantun, termasuk kamu. Jadi, yuk mulai berpantun hari ini!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top